Supply chain memiliki penggerak yang sangat
berpengaruh terhadap performa supply chain itu sendiri. Menurut Chopra dan
Meindl (2004) penggerak supply chain adalah sebagai berikut:
1. Inventory
Adalah semua bahan mentah, dalam proses dan barang-barang yang telah diselesaikan. Inventory merupakan salah satu penggerak supply chain yang penting karena perubahan kebijakan inventory dapat mengubah secara drastis tingkat responsivitas dan efisiensi supply chain. Komponen dari keputusan mengenai inventory adalah (Chopra dan Meindl, 2004):
1. Inventory
Adalah semua bahan mentah, dalam proses dan barang-barang yang telah diselesaikan. Inventory merupakan salah satu penggerak supply chain yang penting karena perubahan kebijakan inventory dapat mengubah secara drastis tingkat responsivitas dan efisiensi supply chain. Komponen dari keputusan mengenai inventory adalah (Chopra dan Meindl, 2004):
a. Cycle inventory
Cycle inventory adalah jumlah rata-rata dari inventory
yang digunakan untuk memenuhi permintaan dalam suatu waktu. Misalnya dalam
sebulan memerlukan 10 buah truk bahan baku, perusahaan bisa saja memesan 10
truk bahan baku dalam sekali pesan atau bisa memesan 1 truk bahan baku yang
dipesan tiap 3 hari. Ini tergantung dari strategi supply chain apa yang mereka
terapkan (responsif atau efisiensi) dengan memperhitungkan ordering cost (biaya
pesan) dan holding cost (biaya penyimpanan).
b. Safety Inventory
Safety inventory adalah inventory yang dibuat untuk
berjaga-jaga terhadap perkiraan akan kelebihan permintaan. Ini digunakan untuk
mengatasi ketidakpastian atas permintaan yang tinggi.
c. Seasonal Inventory
Seasonal inventory adalah inventory yang dibuat untuk
mengatasi keragaman yang dapat diprediksi dalam permintaan. Perusahaan yang
menggunakan seasonal inventory akan membangun persediaan mereka pada periode
permintaan barang rendah dan menyimpannya untuk periode permintaan barang
menjadi tinggi, dimana pada saat permintaan tinggi mereka tidak dapat
memproduksi semua barang untuk memenuhi permintaan.
2. Transportation
Transportasi adalah memindahkan persediaan dari titik ke titik dalam supply chain. Transportasi terdiri atas banyak kombinasi dari model dan bentuk yang memiliki keunggulan masing-masing. Pemilihan transportasi juga mempunyai dampak besar dalam tingkat responsifitas dan efisiensi supply chain. Komponen dari keputusan mengenai transportasi menurut Chopra dan Meindl (2004) adalah sebagai berikut :
a. Modes of transportation
Modes of transportation adalah cara-cara dimana sebuah
produk dipindahkan dari saru lokasi dalam jaringan supply chain ke tempat
lainnya. Terdapat 5 cara dasar transportasi yang dapat dipilih yaitu:
·
Pesawat
Udara. Udara merupakan cara transportasi yang paling cepat, tetapi memiliki
biaya yang mahal.
·
Truk .
Truk adalah cara yang relatif cepat dan murah dengan fleksibilitas tinggi.
·
Kereta.
Kereta cara yang mudah yang digunakan untuk jumlah barang yang besar.
·
Kapal
laut. Kapal cara yang paling lambat tetapi sering menjadi pilihan yang paling
ekonomis untuk pengiriman dalam jumlah yang besar ke luar negeri.
·
Pipa
saluran. Pipa saluran biasanya digunakan untuk menyalurkan minyak dan gas.
b. Route and network selection
Route adalah jalur jalan dimana sebuah produk
dikirimkan dan network adalah sebuah kumpulan lokasi dan rute kemana produk
dapat dikirimkan. Perusahaan membuat beberapa keputusan mengenai rute pada
tahap desain supply chain.
c. In house or outsource
Secara tradisional, banyak fungsi transportasi
dilakukan oleh perusahaan sendiri, namun pada saat ini banyak yang telah
dilimpahkan ke perusahaan lain (outsourced).
3. Fasilitas
Fasilitas adalah tempat-tempat dalam jaringan supply chain dimana inventory disimpan, dirakit, atau diproduksi. Dua jenis umum dari fasilitas adalah tempat produksi dan tempat penyimpanan. Bila perusahaan memilih tingkat efisiensi tinggi, maka memiliki lebih sedikit gudang. Jadi penentuan fasilitas mempunyai dampak yang besar dalam tingkat responsifitas dan efisiensi supply chain. Komponen dari keputusan mengenai fasilitas menurut Chopra dan Meindl (2004, p55-56) adalah sebagai berikut :
a. Location
Penentuan keputusan dimana suatu perusahaan menentukan
lokasi fasilitasnya merupakan bagian yang sangat besar dalam langkah desain
supply chain. Penentuan lokasi secara ekonomis, sedangkan penentuan lokasi
secara desentralisasi akan menjadi lebih responsif dalam permintaan konsumen.
b. Capacity
Perusahaan juga harus menentukan seberapa kapasitas
dari fasilitas yang dimiliki oleh perusahaan tersebut. Sejumlah besar kapasitas
akan menjadikan perusahaan tersebut menjadi lebih responsif, demikian pula
sebaliknya.
c. Operation methodology
Disini digambarkan bagaimana metode perusahaan dalam
memproduksi barang, apakah mesin yang dipakai untuk membuat produk itu bersifat
fleksibel maksudnya adalah mesin tersebut juga dapat pula digunakan untuk
membuat produk lain yang biasanya mesin itu relatif mahal atau menggunakan
mesin yang dapat membuat satu macam produk saja (efisien).
d. Warehouse methodology
·
Stock
Keeping Unit (SKU) Storage. Gudang tradisional yang menyimpan segala macam
produk dalam suatu tempat.
·
Job Lot
Storage. Yaitu suatu metode penyimpanan persediaan dimana semua produk-produk
yang berbeda dibutuhkan untuk suatu pekerjaan khusus atau memuaskan konsumen
tipe khusus, disimpan bersama-sama.
·
Crossdocking.
Yaitu sebuah metode, dimana barang sebenarnya tidak disimpan dalam fasilitas
(gudang) perusahaan. Truk dari pemasok barang, tiap-tiap hari truk tersebut
membawa jenis-jenis yang berbeda dari barang yang dipesan diangkut menuju
fasilitas perusahan, kemudian dari sana dipecah menjadi bagian-bagian kecil dan
dengan cepat diangkut ke retailer menggunakan truk-truk yang berisi barang-barang
yang beragam dari truk-truk sebelumnya.
4. Information
Informasi terdiri dari data dan analisis yang berkaitan dengan inventory, transportasi, fasilitas dan pelanggan diseluruh supply chain. Informasi menyajikan pihak manajemen kesempatan untuk membuat supply chain lebih responsif dan efisien. Informasi secara potensial adalah penggerak terbesar performa supply chain. Komponen dari keputusan mengenai informasi adalah (Chopra dan Meindl, 2004):
Informasi terdiri dari data dan analisis yang berkaitan dengan inventory, transportasi, fasilitas dan pelanggan diseluruh supply chain. Informasi menyajikan pihak manajemen kesempatan untuk membuat supply chain lebih responsif dan efisien. Informasi secara potensial adalah penggerak terbesar performa supply chain. Komponen dari keputusan mengenai informasi adalah (Chopra dan Meindl, 2004):
a. Push versus Pull
Sistem push biasanya menggunakan MRP untuk jadwal
produksi, jadwal kepada pemasoknya untuk menentukan kapan, jenis dan banyak
barang yang dikirimkan ke perusahaan, sedangkan tipe pull menggunakan informasi
atas permintaan aktual konsumen, sehingga perusahaan dapat dengan tepat
memenuhi permintaan tersebut.
b. Cordinating and Information sharing
Koordinasi dari supply chain terjadi ketika semua
tingkatan dari supply chain bekerja menuju tujuan yang memaksimalkan keuntungan
total supply chain dibandingkan dengan bekerja sendiri-sendiri. Kekurangan
koordinasi berpengaruh pada kerugian yang besar atau keuntungan supply chain.
Ini bisa dilakukan dengan pertukaran data antara tiap-tiap bagian dalam supply
chain itu sendiri.
c. Forecasting and Aggregate Planning
Peramalan adalah ilmu pengetahuan dan seni untuk
membuat rencana mengenai kebutuhan masa depan dan kondisinya. Peramalan
digunakan dalam pengambilan keputusan. Setelah menciptakan peramalan, maka
perusahaan mengubah menjadi rencana aktivitas untuk memenuhi permintaan yang
telah diperhitungkan.
d. Enabling Technologies
Untuk mencapai komunikasi yang terintregasi dalam
supply chain, maka terdapat teknologi-teknologi yang digunakan yaitu:
·
Electronic
Data Interchange (EDI). EDI memungkinkan perusahaan menjadi lebih efisien, juga
menurunkan waktu yang dibutuhkan produk untuk sampai ke konsumen, transaksi
menjadi lebih akurat dan lebih cepat dibandingkan tanpa EDI.
·
Internet.
Internet sendiri mendukung penggunaan EDI. Dengan internet maka akan menjadi
sebuah faktor penting dalam supply chain.
·
Entreprise
Resources Planning (ERP). Sistem ERP ini menyediakan pelacakan transaksi dan
kemampuan melihat secara keseluruhan atas informasi dari tiap-tiap bagian
perusahaan dan memungkinkan supply chain membuat keputusan yang ‘cerdas’.
·
Supply
Chain Management (SCM) Software. Yaitu program yang menyediakan dukungan
terhadap analisis keputusan dalam penambahan kemampuan melihat secara
keseluruhan terhadap informasi.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar