Kamis, 07 November 2013

Pengendalian Proses Statistik

Pengendalian Proses Statistik (Statistical Process Control)

       Statistik adalah seni pengambilan keputusan tentang suatu proses atau populasi berdasarkan suatu analisis informasi yang terkandung didalam suatu sampel dari populasi itu. Metode statistik memainkan peranan penting dalam jaminan kualitas. Metode statistik itu memberikan cara – cara pokok dalam pengambilan sampel produk, pengujian serta evaluasinya dan informasi didalam data itu digunakan untuk mengendalikan dan meningkatkan proses pembuatan. Lagipula statistik adalah bahasa yang digunakan oleh insinyur pengembangan, pembuatan, pengusahaan, manajemen, dan komponen – komponen fungsional bisnis yang lain untuk berkomunikasi tentang kualitas. (Montgomery, 1993).

        Untuk menjamin proses produksi dalam kondisi baik dan stabil atau produk yang dihasilkan selalu dalam daerah standar, perlu dilakukan pemeriksaan terhadap titik origin dan hal-hal yang berhubungan, dalam rangka menjaga dan memperbaiki kualitas produk sesuai dengan harapan. Hal ini disebut Statistical Process Control (SPC). Bagi kalangan praktisi di dunia industri tentunya sudah tidak asing lagi dengan terminologi-terminologi Quality yang sekarang sedang banyak sekali dipelajari dan dikembangkan oleh berbagai pihak, baik dari kalangan akademis sebagai dasar referensi teori maupun dari praktisi didunia industri sebagai subjek sekaligus objek atas “Quality knowledge” yang sekarang sedang berkembang.

        Pengendalian SPC bertujuan dalam proses mebuat produk sesuai dengan spesifikasi sejak awal hingga akhir proses. Dalam banyak proses itu akan timbul berbagai gangguan yang tidak terduga, apabila gangguan itu hanya berupa gangguan kecil biasanya dipandang sebagai gangguan yang masih dapat ditoleransi sedangkan jika relatif besar maka dikatakan sebagai gangguan yang tidak dapat diterima. Secara Umum dengan menerapkan SPC akan diperoleh beberapa manfaat, antara lain :

1.     Meningkatkan daya saing produksi dengan menekan terjadinya variasi.
2.     Mengurangi biaya-biaya yang seharusnya tidak perlu dikeluarkan, misalnya : rework cost, sorting cost, Punishment cost akibat customer complaint, dll.
3.     Meningkatakan mutu bahan dan material yang dibeli melalui penerapan Incoming Inspection.
4.     Meningkatkan produktivitas dengan menekan persentase cacat, kesalahan ataupun rework.
Lima langkah praktis dalam menerapkan SPC
•    Mendefinisikan, menggambarkan dan memahami tentang proses (produksi-red) yang akan dilakukan perbaikan.
•    Mengidentifikasi parameter proses yang kritis (critical process parameter)
•    Memindahkan data-data yang sudah diperoleh kedalam format grafik statistik (menerapkan teknik kendali statistik)
•    Memonitor proses pengendalian
•    Mereview dan tindak lanjut

Manfaat Control Chart

1.     Mengetahui perubahan-perubahan yang terjadi selama satu periode produksi.
2.     Memberikan informasi proses secara kronologis, yakni menunjukkan bagaimana pengaruh berbagai faktor, misalnya : material, manusia, metode, dll. terhadap proses produksi.
3.     Mengidentifikasi gejala penyimpangan suatu proses yakni dengan memperhatikan pola atas pergerakan titik-titik sehingga dapat dihindari Over Control yaitu pengontrolan terlalu ketat sehingga dapat menurunkan efisiensi maupun Under Control yaitu pengontrolan terlalu longgar sehingga dapat menurunkan mutu.

  Bentuk dasar pengendalian kualitas statistik ditunjukkan oleh grafik yang membuat garis tengah (central line = CL) yang merupakan nilai rata-rata karakteristik kualitas yang berkaiatan dengan keadaan terkontrol. Sedangkan dua garis mendatar yang lain dinamakan batas pengendalian ata (upper control limit = UCL) dan batas pengedalian bawah (lower control limit = LCL). Jika semua proses terkendali maka hampir semua titik-titik sampel akan berada diantara kedua garis UCL dan LCL. Tetapi, satu titik sampel terletak di luar garis UCL dan LCL diinterpretasikan bahwa proses berada di luar kendali dan diperlukan penyelidikan dan perbaikan untuk menghilangkan penyebab terjadinya penyimpangan tersebut.

Jenis Pengendalian Kualitas dilihat dari karakteristik data
1. Pengendalian Kualitas Variabel
Kebanyakan teknik yang dikembangkan oleh para ahli statistik untuk analisa data, tetapi data yang diperoleh dapat digunakan  untuk pengendalian kualitas produk. Metode statistik yang dipakai untuk pengendalian kualitas yang paling umum adalah peta kendali untuk karakteristik kualitas yang terukur, dalam bahasa teknisnya dinyatakan sebagai peta    – bar ( - chart )  dan peta R  ( R – chart ).


2. Pengendalian Kualitas Atribut
Atribut dalam pengendalian kualitas menunjukkan karakteristik kualitas yang sesuai dengan spesifikasi atau tidak sesuai dengan spesifikasi. Menurut Besterfield (1998), atribut digunakan apabila ada pengukuran yang tidak memungkinkan untuk dilakukan, misalnya goresan, kesalahan, warna,atau ada bagian yang hilang. Selain itu, atribut digunakan apabila pengukuran dapat dibuat tetapi tidak di buat karena alasan waktu, biaya, atau kebutuhan.Dengan kata lain, ,meskipun diameter suatu pipa dapat diukur, tetapi mungkin akan lebih tepat dan mudah menggunakan ukuran baik dan tidak menentukan akan produk tersebut sesuai dengan spesifikasi atau tidak sesuai dengan spesifikasi. Peta kendali yang biasanya digunakan yakni p chart.



Tidak ada komentar:

Posting Komentar