Kamis, 31 Oktober 2013

Persediaan

Persediaan/ Inventori (Inventory) adalah persediaan atau stok berbagai item atau sumber-sumber yang digunakan dalam organisasi. Sistim Inventori adalah seperangkat kebijakan dan pengendalian yang memantau tingkat persediaan dan menentukan berapa tingkat persediaan yang harus dijaga, kapan persediaan harus ditambah, dan seberapa besar pesanan harus dibuat.

        Persediaan didefinisikan sebagai barang, bahan-bahan, atau asset yang dimiliki oleh perusahaan untuk digunakan di masa yang akan datang. Kebijakan di bidang persediaan dapat dipandang sebagai masalah taktis (tactical problem), sehingga perencanaan kebutuhan persediaan direncanakan dalam kontek jangka waktu menengah selaras dengan keseluruhan rencana produksi, strategi pemasaran dan distribusi.

        Secara  konvensional, inventori perusahaan manufaktur menunjuk pada item-item yang menjadi bagian dari produk akhir perusahaan. Persediaan dalam manufaktur diklasifikasikan menjadi persediaan bahan baku (raw materials), produk jadi (finished products), komponen (component parts), bahan penolong (supplies) dan barang dalam proses ( work in process). Pada perusahaan jasa, inventori  menunjuk pada barang-barang tangible yang dijual dan bahan penolong yang diperlukan untuk menyajikan jasa. Dalam kebanyakan text book, pembahasan inventori senantiasa difokuskan pada persediaan bahan baku di perusahaan manufaktur.


Jenis Persediaan/ Inventori
        Ada beberapa jenis persediaan antara lain:
·         Persediaan bahan mentah dan bagian-bagiannya.
·         Persediaan komponen
·         Persediaan barang dalam proses
·         Persediaan barang jadi
·         Persediaan supplies

Tujuan Persediaan/ Inventori

    Semua perusahaan termasuk juga  yang operasinya menganut konsep JIT menjaga ketersediaan inventori dengan alasan sebagai berikut:
  • Menjaga independensi operasi. Dengan adanya ketersediaan bahan baku pada pusat kerja memungkinkan fleksibilitas operasi dari pusat tersebut, sehingga mengurangi biaya set-up setiap dilakukan set-up produksi yang baru.
  • Untuk menjaga variasi/fluktuasi permintaan produk. Oleh karena, dalam banyak hal, permintaan tidak dapat diperkiraan dengan sangat tepat, maka untuk dapat mengantisipasinya diperlukan adanya persediaan pengamanan (safety/buffer stock).
  • Memungkinkan fleksibilitas dalam pembuatan skedul  produksi. Dengan adanya persediaan perusahaan dapat menentukan jadual produksi sesuai permintaan sekalipun lead time bahan lama.
  • Memberikan kemanan terhadap variasi waktu pengantaran bahan. Waktu datangnya pesanan bisa saja tertunda yang penyebabnya banyak misalnya adanya kecelakaan, kemacetan lalu lintas, pemogokan atau bencana alam dll. Dengan adanya persediaan perusahaan dapat meminimalisasi pengaruh keterlambatan tersebut terhadap kelancaran operasi.
  • Mendapatkan keuntungan ekonomis dari jumlah pembelian yang lebih besar. Misalnya adnya diskon/potongan harga untuk pembelian dengan jumlah besar tertentu.

Alasan Perlunya Penyelenggaraan Persediaan/ Inventori

    Setidaknya ada empat alasan mengapa perusahaan memerlukan persediaan, yakni:
·         Kesulitan memprediksi tingkat penjualan dan waktu produksi secara akurat (fluctuation inventory).
·         Beberapa item barang memiliki permintaan yang bersifat seasonal (anticipation inventory)
·         Mendapatkan manfaat dari economic of scale dalam produksi dan pembelian (lot size inventory).
·         Jarak dan waktu yang diperlukan untuk pengadaan barang sehubungan dengan  proses transit dalam sistem logistik. untuk sejumlah besar persediaan (pipe-line inventory).
·         Keterlambatan kedatangan bahan baku yang dipesan dapat mengakibatkan terhentinya pelaksanaan produksi. 
        Perusahaan dapat saja menyelenggarakan persediaan dalam jumlah yang besar, namun demikian persediaan yang besar tidak selalu menguntungkan perusahaan. Beberapa kerugian sehubungan dengan penyelenggaraan persediaan dalam jumlah besar antara lain:
·         Biaya penyimpanan yang menjadi tanggungan perusahaan akan besar.
·         Perusahaan harus mempersiapkan dana yang cukup besar untuk mengadakan pembelian bahan.
·         Tingginya biaya simpan dan investasi dalam persediaan akan mengakibatkan berkurangnya dana untuk pembiayaan dan investasi di bidang lain.
·         Perusahaan menanggung kemungkinan yang cukup besar risiko kerusakan persediaan akibat perubahan kimiawi atau sebab lain.
·         Bila terjadi penurunan harga bahan baku, maka perusahaan akan menderita kerugian yang cukup besar pula. Di sisi lain, bila perusahaan menyelenggarakan persediaan dalam jumlah yang relatif terlalu kecil, maka beberapa kelemahan dari kebijakan tersebut antara lain:
·         Adanya kemungkinan kehabisan bahan karena persediaan habis sebelum waktunya.
·         Akibat sering kehabisan bahan, maka proses produksi menjadi tidak lancar.
·         Persediaan yang terlalu kecil akan meningkatkan frekuensi pembelian, sehingga biaya pesannya pun akan meningkat selaras dengan peningkatan frekuensi pembelian.
        Untuk menghindari penyelenggaraan persediaan yang terlalu besar maupun yang terlalu kecil, berikut ini beberapa pertimbangan yang perlu diperhatikan oleh perusahaan dalam menyelenggarakan persediaan:
·         Berapa besarnya jumlah unit persediaan bahan yang diselenggarakan perusahaan.
·         Kapan dan berapa jumlah unit bahan akan dibeli oleh perusahaan.
·         Kapan perusahaan yang bersangkutan akan mengadakan pembelian kembali.

Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Persediaan
    Terdapat beberapa macam faktor yang mempengaruhi persediaan bahan baku. Adapun beberapa faktor tersebut adalah sebagai berikut:
  • Perkiraan pemakaian bahan baku.
  • Harga bahan baku
  • Biaya persediaan
  • Kebijakan pembelanjaan
  • Pemakaian bahan
  • Waktu tunggu
  • Model pembelian bahan
  • Persediaan pengaman
  • Pembelian kembali

Karakteristik Persediaan/ Inventori :Independent Demand dan Dependent Demand
        Dalam mengelola inventori, perlu dipahami tentang perbedaan antara permintaan independen dan dependen. Secara singkat, perbedaan antara permintaan independen dan dependen yaitu kalau permintaan independen merupakan permintaan yang hanya terkait dengan barang itu sendiri, atau suatu permintaan terhadap berbagai item barang yang tidak ada kaitannya antara satu dengan yang lain. Misalnya, suatu departemen atau divisi menghasilkan berbagai barang/komponen yang tidak saling terkait yang semata-mata untuk memenuhi permintaan eksternal. Misalnya permintaan roti, sepeda, mobil, obat-obatan. Sedangkan permintaan dependen adalah permintaan terhadap suatu barang/komponen sehubungan dengan adanya kebutuhan akan barang/komponen lain yang tersusun dari berbagai komponen. Misalnya permintaan akan ban sepeda divisi ban sepeda muncul karena adanya permintaan akan sepeda pada bagian assembling sepeda.  Permintaan ban sepeda pada divisi ban merupakan permintaan dependen dari divisi lain dalam satu organisasi.



Rabu, 30 Oktober 2013

Proses Produksi

Adapun proses produksi dalam perusahaan, secara umum, dapat dipisahkan menurut beberapa segi, yaitu menurut ujud pproses, menurut arus proses, menurut keutamaan proses, dan menurut penyelesaian proses. Pemilihan sudut pandang yang akan dipergunakan untuk pemisahan proses produksi akan tergantung pada untuk apa pemisahan tersebut dilaksanakan.

1.     Pemisahan proses produksi menurut ujud proses pada umumnya akan dipergunakan dalam hubungannya dengan kebijaksanaan umum industri dan pemasaran dari produk perusahaan tersebut.
2.     Pemisahan proses produksi menurut arus proses pada umumnya akan dipergunakan dalam penyusunan letak sarana dan fasilitas yang akan dipergunakan.
3.     Pemisahan proses produksi menurut keutamaan proses, pada umumnya dimaksudkan untuk pengendalian proses dalam perusahaan.
4.     Pemisahan proses produksi menurut penyelesaian proses dimaksudkan untuk pengendalian kualitas dalam perusahaan yang bersangkutan


Jenis Proses Produksi

Berikut ini ada beberapa jenis proses produksi berdasarkan beberapa perspektif:

Jenis Proses Produksi Ditinjau dari Ujud Proses Produksi
        Yang termasuk dalam kategori ini antara lain:

1.     Proses Produksi Kimiawi, yakni suatu proses produksi yang menitikberatkan pada adanya proses analisis atau sintesa senyawa kimia. Misalnya produksi alkohol, obat-obatan, accu, dll.
2.     Proses Produksi Perubahan Bentuk, merupakan proses produksi dimana dalam pelaksanaan proses produksinya dititikberatkan pada adanya perubahan bentuk masukan menjadi keluaran untuk menciptakan nilai tambah. Misalnya perusahaan meubel, garmen, sepatu, dll.
3.     Proses Produksi Assembling, merupakan proses produksi yang dalam pelaksanaan proses produksinya akan lebih mengutamakan pada proses penggabungan beberapa komponen menjadi suatu produk tertentu. Misalnya, Mobil, alat-alat elektronik, dll.
4.     Proses Produksi Transportasi, merupakan suatu proses produksi dengan jalan menciptakan jasa pemindahan sesuatu dari dan ke tempat tertentu. Misalnya pengiriman Paket, Angkutan Kota, dll.
5.     Proses Produksi Penciptaan Jasa Administrasi, yaitu proses produksi penciptaan jasa administrasi kepada pihak lain yang memerlukan, misalnya jasa penyusunan laporan keuangan, Biro Statistik, dll.

Jenis Proses Produksi Ditinjau dari Segi Arus Proses Produksi
        Jenis-jenis proses produksi yang masuk dalam kategori ini antara lain:

1.     Proses Produksi Terputus-putus, sering disebut juga proses produksi intermitten. dalam pelaksanaan proses produksi semacam ini, akan terdapat beberapa pola atau urutan pelaksanaan produksi. Pola pelaksanaan produksi yang digunakan hari atau bulan ini sangat mungkin akan berbeda dengan pola atau urutan pelaksanaan proses produksi pada bulan yang lalu atau bulan yang akan datang.
2.     Proses Produksi Terus Menerus atau sering disebut sebagai pola produksi kontinyu. Pada proses produksi semacam ini terdapat pola atau urutan proses produksi yang pasti dan tidak berubah-ubah dari waktu ke waktu.
        Untuk menentukan apakah suatu perusahaan menggunakan proses produksi terus menerus atau terputus-putus bukanlah dilihat dari produk yang dihasilkan, melainkan dilihat dari pelaksanaan proses produksi yang ada dalam perusahaan yang bersangkutan.


Jenis Proses Produksi Ditinjau dari Segi Keutamaan Proses Produksi
        Atas dasar keutamaan proses, proses produksi dalam perusahaan umumnya akan dapat dipisahkan menjadi dua kelompok yakni:
1. Proses Produksi Utama,
merupakan proses produksi dimana proses produksi tersebut sesuai dengan tujuan didirikannya perusahaan yang bersangkutan. Jadi merupakan kegiatan inti perusahaan. Yang termasuk dalam kelompok ini antara lain:
·         Proses Produksi Terus Menerus, yakni proses produksi dimana terdapat pola atau urutan proses produksi yang pasti dan tidak berubah-ubah dari waktu ke waktu.
·         Proses Produksi terputus-Putus, yakni proses produksi dimana terdapat beberapa pola atau urutan pelaksanaan produksi. Pola pelaksanaan produksi yang digunakan hari atau bulan ini sangat mungkin akan berbeda dengan pola atau urutan pelaksanaan proses produksi pada bulan yang lalu atau bulan yang akan datang.
·         Proses Produksi Proses, merupakan prosesproduksi dimana pelaksanaan pengolahan baha baku sampai dengan barang jadi akan melalui suatu proses persenyawaan atau pemecahan. dengan demikian pelaksanaan proses produksi akan sangat bergantung pada jenis bahan baku dan bahan penolong yang digunakan.
·         Proses Produksi Proses yang Sama, merupakan jenis proses produksi dimana terdapat beberapa pekerjaan serta urutan yang sama dalam proses produksi meski produk yang dihasilkan berbeda-beda.
·         Proses Produksi Proyek Khusus, merupakan suatu proses produksi yang dilaksanakan katrena adanya beberapa program khusus atau adanya kepentingan khusus. Apabila proses produksi yang dilaksanakan untuk program tersebut selesai, maka proses produksi juga akan berakhir.
·         Proses Produksi Industri Berat, yaitu proses produksi dimana terdapat berbagai macam aktivitas sehubungan dengan penyelesaian produksi yang sangat komplek. Sedemikian kompleknya sehingga proses tersebut dibagi menjadi subproses-subproses.
2. Proses Produksi Bukan Utama,
merupakan proses produksi yang dilaksanakan sehubungan dengan adanya kepentingan khusus. Proses produksi bukan utama ini hanya merupakan kegiatan penunjang dalam perusahaan yang bersangkutan. yang termasuk dalam kelompok ini antara lain:
·         Penelitian
·         Model
·         Prototype
·         Percobaan
·         Demonstrasi

Jenis Proses Produksi Ditinjau dari Segi PeyelesaianProses Produksi
        Berdasarkan penyelesaian proses, terdapat beberapa jenis proses produksi yang diantaranya:

1.     Proses Produksi Tipe A, merupakan suatu tipe proses produksi dimana dalam setiap tahap proses produksi yang dilaksanakan dapat diperiksa dengan mudah. dengan demikian pengendalian dan pengawasan kualitas dapat dilaksanakan pada setiap tahap proses produksi.
2.     Proses Produksi Tipe B, merupakan suatu proses produksi dimana dalam penyelesaian proses produksi terdapat beberapa ketergantungan dari masing-masing tahap proses produksi, sehingga pengendalian dan pengawasan hanya dapat dilakukan pada beberapa tahap tertentu.
3.     Proses Produksi Tipe C, merupakan proses produksi dengan jalan melakukan proses penggabungan atau pemasangan (assembling) komponen-komponen menjadi suatu produk jadi tertentu.
4.     Proses Produksi Tipe D, merupakan proses produksi yang mempergunakan mesin dan peralatan yang terotomatisasi, dan dilengkapi dengan alat pengendalian dan pengawasan proses.
5.     Proses Produksi Tipe E, merupakan proses produksi dari perusahan-perusahaan dagang dan jasa.
        Ada begitu banyak cara dalam mengklasifikasikan proses produksi, namun dalam hal pengklasifikasian sistem produksi, secara umum sistem produksi sering hanya dikelompokkan menjadi dua kategori, yakni: 1) Production to order, misalnya pabrik mesin jet, yang hanya akan berproduksi bila ada pesanan dari perusahaan aircraft. 2) Production to stock, misalnya pabrik radio, berproduksi salah satunya untuk tujuan-tujuan pengadaan persediaan.  Perbedaan pokok antara sistem produksi berdasarkan pesanan dan sistem produksi untuk persediaan, dapat dilihat dari fokus kegiatan manajemen produksi/operasi kedua sistem tersebut.

        Fokus kegiatan manajemen produksi/operasi dari sistem produksi untuk pesanan antara lain: 1) Scheduling merupakan hal yang kritis. Sulit karena setiap pekerjaan atau pesanan bisa jadi memiliki karakteristik pemrosesan yang unik. 2) Memerlukan pengadaan bahan yang relatif luas atau banyak ragamnya untuk persediaan guna mengantisipasi pesanan yang sifatnya uncertainty. 3) Persediaan barang jadi tidak menjadi  hal yang penting.

        Sementara fokus kegiatan manajemen produksi/operasi dari sistem produksi untuk persediaan adalah: 1) Forecasting merupakan hal yang penting dan utama. 2) Pengendalian persediaan sangat penting dalam sistem produksi untuk persediaan, khususnya dalam perencanaan pembelian dan pengiriman bahan baku dan komponen. 3) Produksi dalam jumlah besar item persediaan bersifat lebih terstruktur.

        Dalam rangka untuk membantu dalam menganalisis dan mendisain sistem produksi, beberapa ahli mengklasifikasi proses produksi ke dalam kelompok-kelompok sebagai berikut:
a)    Continuous Flow Processes, 
yakni proses produksi yang memiliki ciri-ciri antara lain: 
·         volume produksi sangat besar
·         produk yang dihasilkan terstandardisasi
·         peralatan-peralatan yang digunakan terspesialisasi dan otomatis
·         biasanya merupakan sistem produksi untuk persediaan.
Contoh dari jenis proses produksi ini seperti pabrik kimia, pabrik minyak, dan pabrik gula.

b)    Mass, atau Assembly Line, 
proses produksi yang  bercirikan:
·         volume produksi yang tinggi untuk keseluruhan item yang terpisah-pisah.
·         untuk tiap jenis produk yang berbeda hanya memiliki variasi yan kecil
·         biasanya merupakan sistem produksi untuk persediaan.
Contoh dari jenis ini antara lain pabrik otomobil, peralatan rumah tangga, dan kalkulator elektronik.

c)    Batch, atau Intermitten, 
yakni proses produksi yang bercirikan:
·         memproduksi dalam jumlah (lot sizes) yang relatif sedikit untuk produk-produk yang sejenis atau mirip
·         seperti buku, pakaian, atau anggur.
·         produk-produk dibuat untuk periode produksi jangka yang lebih pendek daripada produksi massa
·         urutan proses produksi biasanya selalu sama
·         Ada kemungkinan terdapat perbedaan yang signifikan dalam hal bahan baku yang digunakan, set-up mesin, dan layout.
·         biasanya merupakan sistem produksi untuk persediaan
d)    Job Shops, 
merupakan jenis proses produksi yang bercirikan:
·         memproduksi produk-produk khusus atau terspesialisasi dalam jumlah yang relatif sedikit, namun variasinya besar.
·         proses produksi secara keseluruhan memiliki aliran proses yang berbeda
·         biasanya merupakan sistem produksi berdasarkan pesanan
Contoh dari jenis proses produksi job-shop antara lain industri perlengkapan mesin, pelengkap komponen-komponen kecil dan printer.

e)    Project, 
merupakan satu jenis proses produksi item-item yang khusus dan unik. Proyek konstruksi merupakan salah satu contoh dari sistem project. Dalam lingkungan manufactur, produksidari item-item yang besar dan kompleks seperti kapal, pesawat terbang dikelola dengan sistem project


Selasa, 29 Oktober 2013

Telkom Jadikan Pesantren sebagai Pusat Pelatihan Internet

Merdeka.com - Dalam usahanya untuk mengaliri nusantara dengan akses internet, Telkom baru saja mendirikan pusat pelatihan internet (BLC) di berbagai daerah. Salah satunya, terdapat di beberapa sekolah dan pesantren di Indonesia.
Seperti yang dilansir oleh Antara (24/10), hal ini dilakukan untuk mempercepat penyebaran aplikasi internet di masyarakat. Selain itu, juga berguna untuk memperluas akses internet hingga daerah terpencil.
"Percepatan penyebaran kesempatan untuk mendapatkan layanan akses internet itu secara merata, bukan hanya di perkotaan tapi juga bertahap dan berkelanjutan hingga ke pelosok daerah," kata Kepala Wilayah Telekomunikai (Kawitel) Telkom Priangan Timur, Afianto.
Salah satu pesantren yang beruntung tersebut adalah Pondok Pesantren Nurul Huda yang terletak di Kecamatan Singaparna, Kabupaten Tasikmalaya. Pesantren ini dipilih Telkom sebagai Pusat Pelatihan Internet (BLC) dengan diberikan akses dan sarana internet super cepat.
Dengan hal ini, berarti Telkom telah memasang lebih dari 1136 akses poin di kawasan Tasikmalaya termasuk Singaparna. Adapun rincinya adalah e-government sebanyak 215 unit, perhotelan sebanyak 392 unit, kampus sebanyak 187 unit, kantor polisi sebanyak 172 unit, sekolah sebanyak 82 unit.
Nantinya, Telkom juga akan menyasar para pelaku UKM untuk dikenalkan dengan internet. Dengan begitu, diharapkan makin banyak saja orang-orang yang terbuka aksesnya terhadap internet.

"Salah satu focus kita kedepan adalah memberikan kemudahan layanan internet kepada pelaku - pelaku para UKM yang ada di Tasikmalaya yang dianggap cukup potensial saat ini. Karena berdasarkan data empiris mengatakan bahwa setiap pertumbuhan 10 persen broadband akan berdampak terhadap pertumbuhan ekonomi sebesar 0,8 persen," kata Afianto.

Senin, 28 Oktober 2013

Telkom Sambungkan 357 Pemda dengan Bandwidth 10 Gpbs

Merdeka.com - Melalui program Indonesia Digital Government (IndiGov), Telkom telah menyambungkan 357 pemda dengan total bandwidth sebesar 10 Gbps atau 25 Mbps per pemda.

Muhammad Awaluddin, Direktur Enterprise & Business Service Telkom, mengatakan IndiGov dimulai dengan pembentukan komunitas Government (G-Society) bagi 501 pemkab dan pemkot, 33 provinsi dan lembaga pemerintah daerah di seluruh Indonesia.

"G-Society ini sendiri dalam implementasinya dikenal dengan istilah G-DiSo (Government Digital Society) yang, arahnya adalah penyediaan infrastruktur information and communication technology (ICT) pada sektor sektor pemerintahan, public, dan dunia usaha," katanya kepada 
merdeka.com, Minggu (27/10).

Saat ini, sudah terbentuk 53 G-DiSo yang identik dengan 53 pemda di seluruh Indonesia yang mengintegrasikan kegiatannya pada 3 sektor utama diatas. Awaluddin memperkirakan tidak kurang 100 pemda akan bergabung membentuk 100 G-DiSo sampai dengan akhir tahun 2013 ini.

Selanjutnya, ujar Awaluddin, Telkom juga menyediakan Government Connectivity (G-Connect) yang kegiatannya di 2013 berupa penarikan kabel serat optik di 2.231 site, meliputi kantor pemkab/pemkot, Kantor LPSE Pemda, mapolres, kodim dan kantor provinsi di seluruh Indonesia.

Sehingga, tambah Awal, diharapkan tahun ini akan terbentuk G-Pipe (Government Broadband Pipe) dalam kapasitas besar. Untuk hal ini, Telkom menyediakan bandwidth sampai dengan 50 Gbps untuk total 501 pemkab/pemkot dan 33 pemprvp dengan alokasi bandwidth masing masing 100 Mbps.

Pencapaian realisasi program IndiGov sampai dengan Oktober 2013 adalah dengan telah tersambungnya 357 pemda dengan jaringan serat optik Telkom dengan total konsumsi bandwidth mendekati 10 Gbps, sehingga rata rata konsumsi bandwidth sudah melebihi 25 Mbps per pemda.

Anggaran belanja modal (capex) yang dialokasikan dalam membangun infrastruktur G-Connect Indonesia Digital Government (IndiGov) sebesar Rp 102 miliar yang semuanya masuk dalam alokasi Capex IDN Telkom.

Tahapan berikutnya, ujar Awaluddin, adalah penyediaan Government Content yg berbasis komputasi awan dalam bentuk Government Cloud (G-Cloud).

Layanan ini akan meniadakan investasi pemda dalam hal penyediaan hardware, software dan platform serta termasuk dalam hal penyimpanan data di pusat data (data center) yang semuanya disediakan oleh Telkom termasuk konten seperti e-office, e-procurement, e-PTSP berbasis cloud computing.


Minggu, 27 Oktober 2013

Perkuat IT Pemda, Telkom Percepat Penggelaran IndiGov

Merdeka.com - Awal 2013, PT Telekomunikasi Indonesia, Tbk (Telkom) meluncurkan program Indonesia Digital Government (IndiGov).

IndiGov sendiri adalah sebuah flagship dari Telkom Indonesia dalam membangun Infrastruktur jaringan Information and Communication Technology (ICT) di pemerintah daerah di Indonesia berbasis jaringan serat optik.

Program ini sejalan dalam kerangka besar program Telkom Indonesia Digital Network (IDN) 2015 dalam mendukung program Master Plan Percepatan Perluasan Pembangunan Ekonomi Indonesia (MP3EI).

Program Indonesia Digital Network (IDN) 2015 merupakan visi pengembangan infrastruktur "true broadband" Telkom secara end to end yang akan dicapai melalui pembangunan tiga infrastruktur utama, yakni Indonesia Digital Access (ID Access), Indonesia Digital Ring (ID Ring) dan Indonesia Digital Convergence (ID Convergence).

Pembangunan ketiga infrastruktur utama Telkom itu didasari oleh pemikiran bahwa setiap lapisan masyarakat Indonesia berhak mengakses informasi yang sama.

Kami meyakini kemudahan mengakses informasi akan mendorong pertumbuhan ekonomi Indonesia kedepan, ujar Muhammad Awaluddin, Direktur Enterprise & Business Service Telkom, kepada 
merdeka.com melalui BBM broadcast.

Khusus untuk IndiGov sendiri, menurut Awaluddin, konsepnya dibentuk melalui pendekatan 3G, yakni Government Society, Government Connect dan Government Cloud.


Sabtu, 26 Oktober 2013

Luas Produksi

Luas Produksi dapat diartikan sebagai besarnya jumlah dan ragam produk yang dihasilkan untuk suatu periode tertentu. Luas Produksi juga diartikan sebagai kapasitas yang digunakan (kapasitas terpakai) oleh perusahaan dalam suatu periode tertentu. Besarnya luas produksi dapat berubah-ubah dari suatu periode ke periode.

        Luas perusahaan merupakan kapasitas yang tersedia atau terpasang dalam suatu perusahaan tertentu. Luas perusahaan  cenderung relatif tetap dari periode ke periode. Luas perusahaan ini dapat diukur berdasarkan:
a)    Penyerapan bahan baku baik dalam hal jumlah maupun macam.
b)    Produk yang dihasilkan baik dalam hal jumlah maupun ragam.
c)    Peralatan dan mesin yang digunakan.
d)    Jumlah karyawan yang dipekerjakan.


Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Luas Produksi


        Luas produksi atau jumlah dan ragam produk yang akan diproduksi dipengaruhi oleh beberapa faktor sebagai berikut:
a)    Ketersediaan bahan baku.
b)    Ketersediaan Kapasitas Produksi
c)    Ketersediaan dan Kapasitas Tenaga Kerja
d)    Jumlah permintaan yang ada
e)    Modal
f)    dan sumber-sumber lain.

Tingkat Urgensi Luas Produksi
        Tingkat pentingnya luas produksi bagi tiap-tiap perusahaan akan berbeda antara satu dengan yang lain.

·         Perencanaan luas produksi akan menjadi hal yang kritis dan penting untuk perusahaan-perusahaan yang melaksanakan diversifikasi.
·         Bagi perusahaan yang memproduksi barang-barang yang sudah tertentu atau pasti dalam jumlah dan ragam karena didasarkan pada pesanan maka penentuan luas produksi kurang urgen.
·         Perusahaan yang memproduksi barang-barang untuk keperluan pasar, penentuan luas produksi sangat penting, terutama untuk memprediksi jumlah yang harus diproduksi di masa yang akan datang.

Hubungan Luas Produksi dan Biaya

       Berdasarkan perilakunya biaya dapat digolongkan menjadi dua yakni:


  • Biaya Tetap (Fixed Cost), yakni biaya yang secara total untuk satu periode tertentu besarnya tetap tidak dipengaruhi oleh volume kegiatan, namun secara rata-rata per unit berubah-ubah sesuai volume kegiatan.
  • Biaya Variabel (Variable Cost), yakni biaya yang secara total besarnya berubah-ubah sesuai dengan volume kegiatan, namun  secara rata-rata per unit tetap. Biaya variabel, atas dasar sifat pola perubahan sebagai akibat perubahan volume kegiatan, dapat dikelompokkan menjadi tiga macam:
1.     Biaya Variabel yang bersifat Progresif, yakni biaya yang akan berubah bila volume kegiatan berubah dimana pertambahan perubahan biaya jauh lebih besar daripada pertambahan perubahan volume kegiatan.
2.     Biaya Variabel yang bersifat Proporsional, yakni biaya yang secara total akan berubah bila volume kegiatan berubah dimana pertambahan perubahan biaya  selaras dengan pertambahan perubahan volume kegiatan.
3.     Biaya Variabel yang bersifat Degresif, yakni biaya yang secara total akan berubah bila volume kegiatan berubah dimana pertambahan perubahan biaya jauh lebih kecil daripada pertambahan perubahan volume kegiatan.
        Pada umumnya, yang disebut dengan Biaya Variabel (Variable Cost) adalah jenis biaya variabel yang bersifat Proporsional. Sementara untuk biaya variabel yang bersifat Progresif dan Degresif biasanya disebut Biaya Semi Variabel atau Biaya Semi Tetap yang diartikan sebagai biaya yang mengandung unsur tetap dan unsur variabel. Bila demikian maka, biaya akan dapat digolongkan menjadi tiga yaitu (i) Biaya Tetap, (ii) Biaya Variabel, dan (iii) Biaya Semi Variabel.

Metode Penentuan atau Pemisahan Unsur Biaya Tetap dan Unsur Biaya Variabel
    Ada tiga cara untuk memisahkan unsur biaya tetap dan unsur biaya variabel yakni:



1.Metode Diagram Pencar
yakni pemisahan unsur biaya tetap dan variabel dengan cara membuat diagram scater untuk semua biaya yang terjadi pada setiap tingkat volume kegiatan yang kemudian membuat fungsi garis yang dapat mewakili pencaran titik-titik biaya-volume kegiatan.
2. Metode Titik Tertinggi-Terendah
yakni pemisahan unsur biaya tetap dan variabel yang dilakukan dengan cara mencari selisih biaya dan selisih volume kegiatan antara biaya yang terjadi pada tingkat volume kegiatan tertinggi dengan biaya yang terjadi pada tingkat volume kegiatan terendah. Selanjutnya unsur biaya variabel per unit ditentukan dengan membagi selisih biaya yang terjadi pada tingkat volume kegiatan tertinggi dan biaya yang terjadi pada tingkat volume kegiatan terendah dengan selisih volume kegiatan tertinggi dan terendah. Sedangkan unsur biaya tetap ditentukan dengan cara mencari selisih antara biaya yang terjadi pada tingkat volume kegiatan terendah dengan hasil kali volume kegiatan terendah dan biaya rata-rata per unitnya.
3.Metode Kuadrat Terkecil
yakni pemisahan unsur biaya tetap dan variabel dengan menggunakan formulasi statistik



Jumat, 25 Oktober 2013

Perencanaan Produk

Bila ditinjau dari perspektif horison waktu, kebijakan di bidang Manajemen Operasi/Produksi dapat dikelompokkan menjadi dua, yakni kebijakan manajemen operasi/produksi yang bersifat jangka panjang dan kebijakan yang bersifat jangka pendek. Kebijakan manajemen operasi/produksi yang bersifat jangka panjang  adalah kebijakan yang berkaitan dengan Perencanaan Produk. Cakupan Perencanaan Produk meliputi perencanaan Lokasi Pabrik, Layout Pabrik, Lingkungan Kerja, dan Standar Produksi. Sementara, kebijakan manajemen Operasi/Produksi yang horison waktunya jangka pendek adalah segala kebijakan yang menyangkut Perencanaan Produksi. Perencanaan Produksi ini meliputi segala perencanaan  yang berkaitan dengan Bahan Baku, Tenaga Kerja Langsung, Komponen, Jam Mesin, dll.


Penelitian dan Pengembangan Produk

        Pertama-tama, perlu diketahui terlebih dahulu mengenai pengertian Penelitian Produk dan Pengembangan Produk sehingga dapat dilihat perbedaannya. Penelitian Produk (Product Research) mengandung pengertian proses pencarian jenis produk apa dan produk yang bagaimana dalam rangka memenuhi selera konsumen. Ada kebutuhan, tetapi produk yang dapat memenuhi kebutuhan tersebut belum ada, sehingga perlu dilakukan penelitian untuk menemukan produk yang dapat memenuhi kebutuhan tersebut. Sementara, Pengembangan Produk (Product Development) merupakan proses mengembangkan produk yang sudah ada dalam rangka meningkatkan kepuasan konsumen.

        Dari proses Penelitian dan Pengembangan produk, masing-masing, akan menghasilkan produk "baru". "Baru" dalam arti yang seluas-luasnya, yaitu baru dalam arti  produk yang ada diubah, baik itu perubahan kecil, maupun perubahan total, atau baru dalam arti bahwa produk belum pernah dibuat oleh perusahaan yang bersangkutan, atau produk belum pernah dibuat di dalam negeri, atau juga produk belum pernah ada sebelumnya.

        Dalam kontek Manajemen Operasi/Produksi, berdasarkan obyeknya,  Penelitian dan Pengembangan dikelompokkan menjadi tiga:
1.     Penelitian dan Pengembangan Produk, yang menitikberatkan pada penemuan dan inovasi produk dalam rangka memenuhi kebutuhan ataupun meningkatkan kepuasan konsumen.
2.     Penelitian dan Pengembangan Proses, menitikberatkan pada penemuan dan inovasi cara atau metode processing dalam rangka peningkatan efisiensi, sehingga pada akhirnya dapat menurunkan biaya.
3.     Penelitian dan Pengembangan Servis Manajemen, menitikberatkan pada penemuan dan inovasi cara/metode pengumpulan, dokumentasi processing, dan penyajian data untuk kepentingan pengambilan keputusan.

Perencanaan Teknis Produk

    Setelah jenis atau macam produk yang akan dibuat telah ditentukan, kemudian dilakukan perencanaan teknis. Perencanaan teknis  di sini meliputi kegiatan-kegiatan sebagai berikut:
1)    Disain Bentuk dan Ukuran
    Beberapa masalah utama dalam mendisain bentuk dan ukuran produk antara lain:
·         Identifikasi dan Klasifikasi
Dalam arti luas Identifikasi adalah upaya menentukan ciri-ciri atau karakteristik (pencirian) segala kegiatan dalam perusahaan, sedangkan arti sempitnya adalah upaya menentukan ciri-ciri atau karakteristik (pencirian) bahan/produk. Klasifikasi juga mengandung dua arti, yaitu arti luas dan arti sempit. Dalam arti luas, klasifikasi adalah upaya menggolong-golongkan segala fase kegiatan dalam perusahaan, sedang arti sempit adalah upaya mengkategorikan bahan/produk.

Ada dua sistem pengklasifikasian dalam manajemen operasi/produksi, yaitu:
1.     Sistem Arbitrasi, yakni pemberian tanda huruf/angka tanpa tanda pembeda untuk barang yang sejenis tetapi tak serupa.
2.     Sistem Tanda, yakni pemberian tanda huruf/angka dengan tanda pembeda untuk barang yang sejenis tapi tak serupa. Ada dua macam sistem tanda, yakni:
·         Sistem Desimal, yaitu pemberian tanda angka dan angka pembeda untuk barang yang sejenis tapi tak serupa.
·         Sistem Mnemonic, yaitu pemberian tanda yang berupa gabungan angka dan huruf. Angka untuk ukuran barang, dan huruf untuk singkatan nama barang.
Dasar yang dipakai untuk pengklasifikasian antara lain:
i)    Klasifikasi atas dasar sifat atau karakteristik barang
ii)    Klasifikasi atas dasar kegunaan barang
iii)    Klasifikasi atas dasar tempat atau lokasi barang disimpan/diperoleh. 
·         Simplifikasi
Arti luas simplifikasi adalah penyederhanaan segala hal yang berhubungan dengan produksi, sedang arti sempitnya adalah usaha mengurangi keragaman bahan atau barang yang diproduksi.
    
Simplifikasi memberikan dua sisi akibat pada produksi, yaitu akibat positif dan akibat negatif. Akibat positifnya adalah memudahkan pembuatan barang-barang karena terbatasnya macam barang. Proses produksi menjadi sederhana dan kebutuhan akan bahan juga menjai lebih homogen. Penyederhanaan macam barang juga memungkinkan untuk dilakukannya penyederhanaan cara kerja. Sedang akibat negatif yang mungkin timbul adalah bila simplifikasi dilakukan tidak berdasarkan suatu perjanjian, baik perjanjian antar produsen maupun perjanjian antara produsen dan konsumen, maka dapat menyebabkan jatuhnya perusahaan yang melakukan simplifikasi karena ditinggal oleh konsumen atau karena terjebak pada spesialisasi barang yang sudah jenuh di pasar.
·         Diversifikasi
Diversifikasi di sini diartikan sebagai upaya memperluas macam barang yang diproduksi. Alasan dilakuknnya diversifikasi antara lain:
1.     Keinginan memperluas usaha.
2.     Menghilangkan atau Mengurangi persaingan atau risiko.
Pengaruh diversifikasi terhadap produksi antara lain:
1.     Diperlukan lebih banyak bahan mentah baik dalam volume maupun jenis, sehingga diperlukan investasi lebih besar pada persediaan bahan.
2.     Pengaturan menjadi lebih komplek dalam proses produksi untuk berbagai macam barang.
3.     Diperlukan tempat yang lebih luas untuk penyimpanan barang jadi agar pengiriman ke konsumen tepat waktu.
4.     Kebutuhan akan fasilitas alat-alat produksi, mesin-mesin menjadi lebih besar, akibatnya investasi untuk mesin, peralatan dan tenaga kerja trampil juga menjadi besar.
·         Standardisasi
Standardisasi berasal dari kata standar yang berarti satuan ukuran yang dipergunakan sebagai dasar pembanding baik kuantita, kualita, maupun nilai hasil karya yang ada. Dalam arti yang luas, standar meliputi spesifikasi baik produk, bahan maupun proses.

Beberapa keuntungan atau manfaat standardisasi adalah sebagai berikut:
1.     Dapat dikuranginya macam bahan baku maupun barang jadi yang harus ada dalam persediaan.
2.     Dengan adanya standardisasi barang-barang jadi maka pembuatannya pun menjadi lebih mudah dalam arti tidak perlu dilakukan penghitungan atau perubahan ukuran, sifat barang setiap mulai produksi sehingga akan menghemat waktu, tenaga dan modal
3.     Dengan dihematnya waktu pembuatan maka penyerahan barang jadi ke konsumen akan dapat tepat waktu.
4.     Pengiriman barang tidak akan salah karena barang-barang telah dikelompokkan terlebih dulu berdasarkan standarnya masing-masing.

2)    Disain Fungsi
3)    Disain Pembuatan Produk
4)    Disain Teknologi dan Luas Perusahaan
5)    Perencanaan Pendahuluan

2. Disain Fungsi Produk
        Disain fungsi dilakukan tidak hanya terbatas pada produk yang besar dan komplek pembuatannya, tetapi juga pada produk-produk yang sederhana karena betapa pun sederhana produk tersebut tetapi bila fungsi produk tersebut tidak dapat dijalankan maka produk tersebut tidak berguna.
   
        Satu konsep penting dalam mendisain fungsi produk adalah konsep Reliabilitas Produk yang didefinisikan sebagai probabilitas produk dapat berfungsi dengan memuaskan selama periode waktu tertentu di bawah kondisi pemakaian tertentu. Ini berbeda dengan pengertian kualitas. Diambilkan contoh, misalnya dikatakan bahwa reliabilitas accu mobil selama 48 minggu adalah 97%. Ini artinya bahwa 97 dari 100 accu mobil dapat bertahan selama 48 minggu bila pemakaian mobil normal atau misalnya menempuh jarak 12.000 km per tahun.

        Salah satu cara yang biasa digunakan untuk mengukur reliabilitas produk adalah dengan menghitung Failure Rate, yaitu dengan mengukur jumlah kerusakan atau kegagalan per unit per waktu. Secara matematis failure rate dihitung dengan cara:

https://sites.google.com/site/operasiproduksi/_/rsrc/1378515726120/perencanaan-produk/FAILURE%20RATE.jpg

        Misalnya, Sebuah perusahaan lampu pijar memproduksi lampu pijar yang memiliki ketahanan 72 jam dinyalakan terus menerus tidak akan rusak. Kemudian diambil 5.000 unit produk lampu pijar untuk diuji ketahanannya dengan menyalakan selama 72 jam. Ternyata jumlah lampu pijar yang rusak sebanyak 1.000 unit, maka tingkat kegagalan produk (failure rate) adalah:
https://sites.google.com/site/operasiproduksi/_/rsrc/1378515726120/perencanaan-produk/FAILURE%20RATE%202.jpg


3. Disain Pembuatan Produk
        Kadang-kadang apa yang telah tertuang dalam disain bentuk, ukuran dan fungsi produk tidak dapat dilaksanakan secara lengkap dalam proses pembuatan. Karenanya perlu dilakukan revisi-revisi sehingga memungkinkan untuk dibuat. Disain pembuatan produk akan berhubungan erat dengan rencana perusahaan tentang pemilihan teknologi dan luas perusahaan. Berkaitan dengan mesin-mesin atau teknologi yang digunakan oleh perusahaan, atas dasar sifatnya, mesin-mesin atau teknologi dapat dikelompokkan menjadi dua yang masing-masing memiliki ciri-ciri khusus.
  • Perusahaan yang menggunakan mesin-mesin dan peralatan produksi yang bersifat khusus. Artinya mesin tertentu untuk memproduksi produk tertentu. Ciri-cirinya adalah sebagai berikut:
1.     Produk yang dihasilkan dalam jumlah besar
2.     Variasi produk yang dihasilkan kecil
3.     Produk yang dihasilkan merupakan produk standar
4.     Aliran proses produksi dari bahan baku sampai menjadi produk jadi selalu sama.
5.     Mesin-mesin diletakkan atau disusun berdasarkan urutan proses.
6.     Diperlukan karyawan yang memiliki ketrampilan khusus.
7.     Mesin-mesin yang digunakan biasanya semi otomat atau fullotomat.
8.     Antar kegiatan memiliki ketergantungan yang tinggi.
  • Perusahaan yang menggunakan mesin-mesin dan peralatan produksi yang bersifat umum. Artinya sebuah mesin dapat dipergunakan untuk memproses beberapa macam produk. Adapun ciri-ciri penggunaan mesin-mesin yang bersifat umum adalah sebagai berikut:
1.     Produk yang dihasilkan memiliki variasi yang besar
2.     Produk yang dihasilkan memiliki berbagai standar karena memperhatikan permintaan atau pesanan.
3.     Pola pelaksanaan produksi atau urutan proses memiliki variasi yang besar atau tidak selalu sama.
4.     Mesin-mesin disusun berdasarkan kesamaan fungsi.
5.     Ketergantungan antar kegiatan rendah.
6.     Diperlukan kecermatan dalam pengendalian proses.
7.     Perencanaan bahan baku lebih komplek.
8.     Pemindahan bahan baku, barang setengah jadi dan barang jadi dilaksanakan dengan mempergunakan peralatan yang fleksibel.
4. Teknologi dan Luas Perusahaan
        Setelah disain bentuk, ukuran dan fungsi produk, kemudian disain pembuatan, selanjutnya adalah pemilihan teknologi pembuatan. Variabel yang terkait dengan teknologi antara lain:
1.     kegiatan proses produksi
2.     penyerapan bahan baku
3.     penyerapan tenaga kerja
4.     kualitas produk
        Dalam pemilihan teknologi perlu juga memperhatikan luas perusahaan yang direncanakan. Yang dimaksud dengan luas perusahaan di sini adalah besarnya kapasitas terpasang dalam suatu perusahaan.

5. Perencanaan Pendahuluan
Perencanaan pendahuluan akan menyangkut beberapa aspek dan dilakukan dalam beberapa tahap, yakni: Tahap I Perencanaan Produk, Tahap II Perencanaan Proses, Tahap III Perencanaan Teknologi, Tahap IV Pelaksanaan Uji-Coba Produksi dan Evaluasi, Tahap V Pelaksanaan Produksi untuk pasar. (Hendra Poerwanto G)