Luas Produksi dapat
diartikan sebagai besarnya jumlah dan ragam produk yang dihasilkan untuk suatu
periode tertentu. Luas Produksi juga diartikan sebagai kapasitas yang digunakan
(kapasitas terpakai) oleh perusahaan dalam suatu periode tertentu. Besarnya luas
produksi dapat berubah-ubah dari suatu periode ke periode.
Luas perusahaan merupakan kapasitas yang tersedia atau terpasang dalam suatu perusahaan tertentu. Luas perusahaan cenderung relatif tetap dari periode ke periode. Luas perusahaan ini dapat diukur berdasarkan:
Luas perusahaan merupakan kapasitas yang tersedia atau terpasang dalam suatu perusahaan tertentu. Luas perusahaan cenderung relatif tetap dari periode ke periode. Luas perusahaan ini dapat diukur berdasarkan:
a)
Penyerapan bahan baku baik dalam hal jumlah maupun macam.
b) Produk yang dihasilkan baik dalam hal jumlah maupun ragam.
c) Peralatan dan mesin yang digunakan.
d) Jumlah karyawan yang dipekerjakan.
b) Produk yang dihasilkan baik dalam hal jumlah maupun ragam.
c) Peralatan dan mesin yang digunakan.
d) Jumlah karyawan yang dipekerjakan.
Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Luas Produksi
Luas produksi atau jumlah dan ragam produk yang akan diproduksi dipengaruhi oleh beberapa faktor sebagai berikut:
a) Ketersediaan bahan baku.
b) Ketersediaan Kapasitas Produksi
c) Ketersediaan dan Kapasitas Tenaga Kerja
d) Jumlah permintaan yang ada
e) Modal
f) dan sumber-sumber lain.
Tingkat Urgensi Luas Produksi
Tingkat pentingnya luas produksi bagi tiap-tiap perusahaan akan berbeda antara satu dengan yang lain.
·
Perencanaan luas produksi akan menjadi hal yang kritis dan penting untuk
perusahaan-perusahaan yang melaksanakan diversifikasi.
·
Bagi perusahaan yang memproduksi barang-barang yang sudah tertentu atau
pasti dalam jumlah dan ragam karena didasarkan pada pesanan maka penentuan luas
produksi kurang urgen.
·
Perusahaan yang memproduksi barang-barang untuk keperluan pasar, penentuan
luas produksi sangat penting, terutama untuk memprediksi jumlah yang harus
diproduksi di masa yang akan datang.
Hubungan Luas Produksi dan Biaya
Berdasarkan perilakunya biaya dapat digolongkan menjadi dua yakni:
- Biaya Tetap (Fixed Cost), yakni
biaya yang secara total untuk satu periode tertentu besarnya tetap tidak
dipengaruhi oleh volume kegiatan, namun secara rata-rata per unit
berubah-ubah sesuai volume kegiatan.
- Biaya Variabel (Variable Cost),
yakni biaya yang secara total besarnya berubah-ubah sesuai dengan volume
kegiatan, namun secara rata-rata per unit tetap. Biaya variabel,
atas dasar sifat pola perubahan sebagai akibat perubahan volume kegiatan,
dapat dikelompokkan menjadi tiga macam:
1. Biaya Variabel yang
bersifat Progresif, yakni biaya yang akan berubah bila volume kegiatan berubah
dimana pertambahan perubahan biaya jauh lebih besar daripada pertambahan
perubahan volume kegiatan.
2. Biaya Variabel yang
bersifat Proporsional, yakni biaya yang secara total akan berubah bila volume
kegiatan berubah dimana pertambahan perubahan biaya selaras dengan
pertambahan perubahan volume kegiatan.
3. Biaya Variabel yang
bersifat Degresif, yakni biaya yang secara total akan berubah bila volume
kegiatan berubah dimana pertambahan perubahan biaya jauh lebih kecil daripada
pertambahan perubahan volume kegiatan.
Pada
umumnya, yang disebut dengan Biaya Variabel (Variable Cost) adalah jenis biaya
variabel yang bersifat Proporsional. Sementara untuk biaya variabel yang
bersifat Progresif dan Degresif biasanya disebut Biaya Semi Variabel atau Biaya
Semi Tetap yang diartikan sebagai biaya yang mengandung unsur tetap dan unsur
variabel. Bila demikian maka, biaya akan dapat digolongkan menjadi tiga yaitu
(i) Biaya Tetap, (ii) Biaya Variabel, dan (iii) Biaya Semi Variabel.
Metode Penentuan atau Pemisahan Unsur Biaya Tetap dan Unsur Biaya Variabel
Ada tiga cara untuk memisahkan unsur biaya tetap dan unsur biaya variabel yakni:
Metode Penentuan atau Pemisahan Unsur Biaya Tetap dan Unsur Biaya Variabel
Ada tiga cara untuk memisahkan unsur biaya tetap dan unsur biaya variabel yakni:
1.Metode Diagram Pencar
yakni pemisahan unsur biaya tetap dan
variabel dengan cara membuat diagram scater untuk semua biaya yang terjadi pada
setiap tingkat volume kegiatan yang kemudian membuat fungsi garis yang dapat
mewakili pencaran titik-titik biaya-volume kegiatan.
2. Metode Titik Tertinggi-Terendah
yakni pemisahan unsur biaya tetap dan
variabel yang dilakukan dengan cara mencari selisih biaya dan selisih volume
kegiatan antara biaya yang terjadi pada tingkat volume kegiatan tertinggi
dengan biaya yang terjadi pada tingkat volume kegiatan terendah. Selanjutnya
unsur biaya variabel per unit ditentukan dengan membagi selisih biaya yang
terjadi pada tingkat volume kegiatan tertinggi dan biaya yang terjadi pada
tingkat volume kegiatan terendah dengan selisih volume kegiatan tertinggi dan
terendah. Sedangkan unsur biaya tetap ditentukan dengan cara mencari selisih
antara biaya yang terjadi pada tingkat volume kegiatan terendah dengan hasil
kali volume kegiatan terendah dan biaya rata-rata per unitnya.
3.Metode Kuadrat Terkecil
yakni pemisahan unsur
biaya tetap dan variabel dengan menggunakan formulasi statistik
Tidak ada komentar:
Posting Komentar