Mutu (kualitas) dalam kerangka ISO 9000 didefinisikan sebagai “ciri dan
karakter menyeluruh dari suatu produk atau jasa yang mempengaruhi kemampuan
produk tersebut untuk memuaskan kebutuhan tertentu”. Hal ini berarti bahwa kita
harus dapat mengidentifikasikan ciri dan karkter produk yang berhubungan dengan
mutu dan kemudian membuat suatu dasar tolok ukur dan cara pengendaliannya.
Definisi ini jelas menekankan pada kepuasan pelanggan atau pemakai produk.
Dalam suatu proyek gedung, pelanggan dapat berarti pemberi tugas, penyewa
gedung atau masyarakat pemakai. Misalnya dari segi disain, kepuasan dapat
diukur dari segi estetika, pemenuhan fungsi, keawetan bahan, keamanan, dan
ketepatan waktu. Sedangkan dari segi pelaksanaan, ukurannya adalah pada
kerapihan penyelesaian, integritas (sesuai gambar dan spesifikasi) pelaksanaan,
tepatnya waktu penyerahan dan biaya, serta bebas cacat.
Manajemen Mutu adalah aspek-aspek dari fungsi manajemen keseluruhan yang menetapkan dan menjalankan kebijakan mutu suatu perusahaan/organisasi. Dalam rangka mencukupkan kebutuhan pelanggan dan ketepatan waktu dengan anggaran yang hemat dan ekonomis, seorang manager proyek harus memasukkan dan mengadakan pelatihan management kualitas. Hal hal yang menyangkut kualitas yang di maksud diatas adalah :
• Produk / pelayanan / proses pelaksanaan.
• Proses management proyek itu sendiri.
Didalam tuntutan zaman , dan dalam era persaingan bebas, kita harus banyak belajar tentang hal hal yang menyangkut proses manajemen dalam lingkungan kerja, terutama tentang pentingnya sistem dan realisasinya dalam proyek di lapangan.
menurut Gazpers (1997), manajemen kualitas dapat dikatakan sebagai semua aktivitas dari fungsi manajemen secara keseluruhan yang menentukan kebijakansanaan kualitas, tujuan dan tanggung jawab serta mengimplementasikannya melalui alat-alat manajemen kualitas, seperti perencanaan kualitas, pengendalian kualitas, penjaminan kualitas, dan peningkatan kualitas.
Prinsip Total Quality Management (TQM) yang digagas Deming untuk menciptakan kualitas adalah sebagai berikut
Manajemen Mutu adalah aspek-aspek dari fungsi manajemen keseluruhan yang menetapkan dan menjalankan kebijakan mutu suatu perusahaan/organisasi. Dalam rangka mencukupkan kebutuhan pelanggan dan ketepatan waktu dengan anggaran yang hemat dan ekonomis, seorang manager proyek harus memasukkan dan mengadakan pelatihan management kualitas. Hal hal yang menyangkut kualitas yang di maksud diatas adalah :
• Produk / pelayanan / proses pelaksanaan.
• Proses management proyek itu sendiri.
Didalam tuntutan zaman , dan dalam era persaingan bebas, kita harus banyak belajar tentang hal hal yang menyangkut proses manajemen dalam lingkungan kerja, terutama tentang pentingnya sistem dan realisasinya dalam proyek di lapangan.
menurut Gazpers (1997), manajemen kualitas dapat dikatakan sebagai semua aktivitas dari fungsi manajemen secara keseluruhan yang menentukan kebijakansanaan kualitas, tujuan dan tanggung jawab serta mengimplementasikannya melalui alat-alat manajemen kualitas, seperti perencanaan kualitas, pengendalian kualitas, penjaminan kualitas, dan peningkatan kualitas.
Prinsip Total Quality Management (TQM) yang digagas Deming untuk menciptakan kualitas adalah sebagai berikut
Point 1: Tujuan yang Konstan
Menciptakan tujuan yang konstan untuk mendapatkan improvement dari produk
dan jasa sehingga produk/jasa yang dihasilkan merupakan produk/ jasa yang
kompetitif, bertahan dan menyediakan lapangan pekerjaan. Satu bagian manajemen
harus memperhatikan proses bisnis dengan basis kejadian hari perhari, namun
juga harus ada bagian yang memperhatikan masa depan perusahaan. Hal yang
terakhir membutuhkan tujuan yang konstan dan dedikasi penuh terhadap
improvement. Top management sebaiknya meluangkan waktu untuk berinovasi, melakukan
riset dan edukasi, secara konstan memperbaiki desain produk dan jasa. Dan
memperhatikan perawatan alat-alat, perabotan dan alat bantu.
Point 2: Filosofi Baru
Mengadopsi filosofi baru. Kita berada dalam zaman ekonomi. Kita seharusnya
tidak lagi memperbolehkan terjadinya delay, kesalahan-kesalahan, material cacat
dan pekerja yang lalai . Filosofi baru Deming cukup simpel. Tingkat kesalahan
yang dapat ditoleransi kemarin tidak dapat ditolerir lagi hari ini. Deming
menekankan bahwa hanya manajemen yang dapat melakukan sesuatu untuk memperbaiki
kesalahan-kesalahan dan adalah tugas manajemen untuk menghilangkan berbagai
halangan yang dapat menghalangi pekerja bekerja dengan baik.
Point 3: Hindarkan Inspeksi Massal
Jangan bergantung dari inspeksi yang dilakukan. Sebaliknya, dibutuhkan
bukti secara statistik bahwa kualitas yang sebenarnya terdapat di dalamnya.
Problem dari inspeksi massal adalah percobaan untuk lebih mengontrol
produk dibanding mengontrol proses. Dan dalam kasus apapun, inspeksi massal
biasanya awal dari ketidakakuratan. Untuk jangka pendeknya, cara ini sangat
lama, tidak efektif dan mahal.
Point 4: Akhiri Kontrak Yang Paling Rendah
Memperbaiki kualitas dari material. Jangan menilai dari harganya saja.
Sebaliknya, selalulah bergantung pada ukuran kualitas yang bermakna, yang
sejalan dengan harganya. Banyak permasalahan mengenai kualitas yang buruk dan
produktivitas yang rendah biasanya terkait dengan material awal dan kualiltas
alat dan mesin yang rendah
Point 5: Perbaiki Setiap Proses
Temukan masalahnya, secara konstan perbaiki sistem produksi dan jasa.
Sebaiknya ada pengurangan limbah secara kontinu dan perbaikan kualitas yang
terus menerus pada setiap aktivitas sehingga akan menghasilkan peningkatan produkstivitas
dan pengurangan biaya.
Point 6: Adakan Pelatihan
Adakan pelatihan dan pendidikan mengenai metode modern yang akan digunakan
untuk setiap karyawan. Metode modern pada pelatihan kerja digunakan untuk
mengontrol grafik untuk menentukan apakah seorang pekerja telah dilatih
secara baik dan mampu melakukan pekerjaannya dengan benar. Metode-metode
statistikal harus digunakan untuk menemukan kapan pelatihan dapat selesai.
Point 7: Ciptakan Kepemimpinan
Buat metode pengawasan yang modern. Salah satu tujuan utama penyelia
produksi adalah untuk membantu pegawai bekerja dengan lebih baik lagi.
Perkembangan kualitas akan meningkatkan produktivitas secara otomatis.
Manajemen perusahaan harus siap untuk mengambil langkah instinctive untuk
merespon pendapat penyelia mengenai masalah-masalah yang terjadi misalnya saja
cacat yang berkelanjutan, kurangnya maintenance, dan alat yang rusak. Adalah
tugas penyelia untuk membimbing pegawai yang ada di bagiannya.
Point 8 : Hilangkan Rasa Takut
Ketakutan adalah penghalang untuk melakukan improvement, jadi hilangkan
ketakutan itu dengan melakukan komunikasi dua arah secara efektif dan mekanisme
lain yang bisa menempatkan setiap orang menjadi bagian dan merasa memiliki
setiap perubahan yang terjadi. Ketakutan yang biasanya muncul dalam level
organisasi misalnya : takut akan perubahan, takut bahwa kita harus mempelajari
cara yang lebih baik lagi untuk bekerja, takut posisi mereka akan direbut
secara perlahan oleh level manajemen yang lebih tinggi. Selain itu, karyawan
biasanya takut bahwa perubahan yang terjadi akan memberi pengaruh terhadap
pekerjaan mereka.
Point 9 : Hancurkan Semua Penghalang
Hancurkan semua penghalang antara departemen dan area karyawan. Karyawan di
area yang berbeda misalnya penelitian, desain, penjualan, administrasi dan
produksi harus bekerja di dalam kelompok untuk memecahkan masalah yang mungkin
saja terjadi. Penghalang ini biasanya muncul sebagai optimisasi awal ketika
masing-masing area berusaha melakukan apa yang terbaik untuk dirinya sendiri
dibandingkan berusaha untuk bekerjasama dalam rangka mendapatkan hasil yang
terbaik untuk organisasi secara keseluruhan.
Point 10: Hilangkan Penggunaan Exhortations
Hilangkan penggunaan slogan, poster dan gangguan lain untuk tekanan kerja,
penuntutan zero defects dan tingkatan baru dalam produktivitas tanpa
menyediakan metode yang tepat. Gangguan seperti ini hanya akan menghasilkan
hubungan yang merugikan. Walaupun Deming dipandang beberapa penulis sebagai
orang yang anti menggunakan slogan atau poster, dia sebenarnya juga memiliki
beberapa poster yang dia pikir sangat bermanfaat. Poster yang menjelaskan
kepada setiap orang apa yang dilakukan manajemen tiap bulannya (misalnya saja)
adalah membeli material awal dengan kualitas yang lebih baik dari
supplier yang lebih sedikit, dengan maintenance yang lebih baik, atau untuk
menyediakan pelatihan yang lebih baik, atau pengawasan yang lebih baik untuk
meningkatkan kualitas dan produktivitas, tidak dengan bekerja keras melainkan
dengan bekerja cerdas, hal ini akan menghasilkan sesuatu yang berbeda dalam hal
peningkatan semangat juang. Pegawai nantinya akan mengerti bahwa pihak
manajemen telah bertanggung jawab untuk tiap kesalahan yang terjadi dan
berusaha menghilangkan rintangan yang ada.
Point 11: Hilangkan Standar Kerja Numerik
Menghilangkan standar kerja yang menentukan kuota numerik kekuatan kerja
dan tujuan-tujuan numerik untuk pegawai di manajemen. Gantikan bantuan
kepemimpinan, gunakan metode-metode statistik untuk perbaikan yang berkelanjutan
untuk kualitas dan produktivitas.Joiner dan Scholtes menyebutkan contoh yang
mendukung argumen Deming terhadap Management By Objective & Management By
Result. Perusahaan elektronik biasanya mengirimkan 30 % dari hasil produksinya
pada hari terakhir dari bulan yang bersangkutan. Mengapa? Hal ini dilakukan
utuk memenuhi kuota pengiriman bulanan. Bagaimana caranya ? Dengan mengirimkan
produk dari seluruh negara, dengan memindahkan bagian perbagian dari satu
kelengkapan instrumen dan biasanya dengan membiarkan standar kualitas tidak
terpenuhi.Perusahaan lain terkadang mengirimkan produk yang belum jadi.
Perwakilan perusahaan yang bergerak di bidang jasa dari seluruh daerah akan
berkeliling dan meng-install part-part yang belum jadi tersebut. Kuota pengiriman
untuk bulan ini pun terpenuhi lagi. Keuntungan, paling tidak di atas kertas,
akan melimpah.
Point 12: Tumbuhkan Kebanggaan Pegawai
Hilangkan penghalang yang menyusahkan pekerja honorer, dan karyawan di
manajemen, yang merupakan hak mereka sebagai pekerja. Hal ini mengimplikasikan,
penghilangan dari penilaian performansi dan Management By Objective. Sekali
lagi tanggung jawab dari penyelia, manajer dan mandor harus diubah dari
penilaian kuantitas menjadi kualitas.Deming menyatakan bahwa sistem penghargaan
yang telah digunakan di banyak organisasi adalah salah satu penghalang yang
membuat mereka kesulitan untuk mengembangkan budaya ‘win-win’
Point 13: Adakan Program Edukasi
Adakan program edukasi yang baik, yang berkaitan dengan self-improvement
bagi setiap orang. Apa yang dibutuhkan organisasi tidak hanya sumber daya yang
cemerlang, organisasi juga membutuhkan pegawai yang selalu berusaha untuk
memperbanyak ilmunya. Kemajuan dalam posisi yang bersaing akan memberikan awal
bagi pengetahuan mereka.
Point 14: Komitmen dan Tingkah Laku Top Management
Terdapatnya komitmen permanen dari pihak top management untuk selalu
meningkatkan kualitas dan produktivitas yang harus didefinisikan secara jelas
dan struktur manajemen yang dibuat untuk mengambil tindakan yang berkelanjutan
untuk selalu memelihara 13 poin yang sebelumnya telah dibahas. Deming
menekankan bahwa hal ini harus dilakukan oleh pihak top management
Tidak ada komentar:
Posting Komentar