Manajemen Berbasis Kegiatan / Activity Based Management (ABM)
Penyebab timbulnya biaya (cost driver) adalah aktivitas yang mengkonsumsi
biaya. Jadi pada lingkungan manufaktur modern efisiensi biaya dapat dicapai
dengan cara mengendalikan aktivitas-aktivitas yang menimbulkan biaya-biaya
tersebut yaitu melalui Activity-Based
Management (ABM). ABM merupakan pendekatan pengurangan biaya yang dimulai dengan mengidentifikasi kegiatan-kegiatan yang memiliki nilai tambah dan yang tidak bernilai tambah. ABM dimaksudkan sebagai upaya meminimalkan kegiatan yang tidak bernilai tambah dengan mengidentifikasi penyebab yang dapat dicegah karena bagaimanapun pencegahan selalu lebih murah. Lain dari itu juga dimaksudkan untuk perbaikan nilai bagi pelanggan dan akhirnya berdampak pada profit secara keseluruhan.
Pengertian Activity Based Management (ABM)
Activity-Based Management (ABM) adalah :Suatu disiplin yang memfokuskan pada manajemen kegiatan agar dapat dilakukan perbaikan yang berkesinambungan, baik pada nilai yang diterima oleh pelanggan maupun laba yang diperoleh dengan memberikan nilai. Manajemen Aktivitas merupakan suatu penilaian terhadap nilai suatu kegiatan yang ada dalam organisasi yang meliputi saran untuk nenilih dan memelihara kegiatan-kegiatan yang memberikan nilai tambah. Sedang yang dimaksud dengan kegiatan yang memberikan nilai tambah (value added activities) merupakan kegiatan yang efisien, misalnya tenaga kerja langsung, bahan baku tambahan, pengolahan dll. Sebaliknya kegiatan yang tidak memerikan nilai tambah misalnya penjadalan, perpindahan, menunggu, inspeksi dan penyimpanan.
Dimensi ABM
ABM memiliki dua dimensi yakni:
Management (ABM). ABM merupakan pendekatan pengurangan biaya yang dimulai dengan mengidentifikasi kegiatan-kegiatan yang memiliki nilai tambah dan yang tidak bernilai tambah. ABM dimaksudkan sebagai upaya meminimalkan kegiatan yang tidak bernilai tambah dengan mengidentifikasi penyebab yang dapat dicegah karena bagaimanapun pencegahan selalu lebih murah. Lain dari itu juga dimaksudkan untuk perbaikan nilai bagi pelanggan dan akhirnya berdampak pada profit secara keseluruhan.
Pengertian Activity Based Management (ABM)
Activity-Based Management (ABM) adalah :Suatu disiplin yang memfokuskan pada manajemen kegiatan agar dapat dilakukan perbaikan yang berkesinambungan, baik pada nilai yang diterima oleh pelanggan maupun laba yang diperoleh dengan memberikan nilai. Manajemen Aktivitas merupakan suatu penilaian terhadap nilai suatu kegiatan yang ada dalam organisasi yang meliputi saran untuk nenilih dan memelihara kegiatan-kegiatan yang memberikan nilai tambah. Sedang yang dimaksud dengan kegiatan yang memberikan nilai tambah (value added activities) merupakan kegiatan yang efisien, misalnya tenaga kerja langsung, bahan baku tambahan, pengolahan dll. Sebaliknya kegiatan yang tidak memerikan nilai tambah misalnya penjadalan, perpindahan, menunggu, inspeksi dan penyimpanan.
Dimensi ABM
ABM memiliki dua dimensi yakni:
1. Cost Dimension Fokus
pada akurasi pembebanan biaya pada obyek biaya seperti produk dan pelanggan.
Dalam hal ini digunakan pendekatan Activity Based Costing (ABC)
2. Process Dimension
Memberikan informasi yang akurat tentang mengapa suatu pekerjaan dilakukan dan
bagaimana melakukannya.
Dimensi Proses ABM
Dimensi Proses ABM meliputi hal-hal sebagai berikut:
Dimensi Proses ABM meliputi hal-hal sebagai berikut:
- Driver Analysis: merupakan
analisis yang memfokuskan diri pada indentifikasi akar penyebab biaya
kegiatan. Mengetahui akar penyebab biaya kegiatan merupakan kunci dari
perbaikan dan inovasi.
- Activity Analysis: merupakan
proses indentifikasi , pendeskripsian dan evaluasi kegiatan yang dilakukan
perusahaan. Proses ini dilakukan untuk menjawab beberapa pertanyaan
penting yang mancakup:
- Kegiatan-kegiatan apa saja
yang dilakukan?
- Berapa orang yang terlibat dalam
suatu kegiatan?
- How many people perform the
activities.
- Waktu dan sumberdaya ang
diperlukan untuk melaksanakan suatu kegiatan.
- Penilaian nilai kegiatan yang
dilakukan organisasi termasuk memberikan saran untuk memilih dan
memelihara kegiatan-kegiatan yang member nilai tambah.
Lebih jauh, analisis kegiatan
membantu manajemen untuk memilih dan memelihara kegiatan yang memberi nilai
tambah yang memberikan pengurangan biaya dan efisiensi operasi yang lebih
besar. Dengan demikian, memberikan dukungan bagi tujuan perbaikan
berkesinambungan.
Dengan demikian ABM terdiri atas analisis pemacu biaya, analisis kegiatan, dan analisis kinerja, serta menggunakan ABC sebagai sumber utama data dan informasi. ABC memberikan informasi untuk memanajemeni kegiatan dengan menggunakan data ABC dan alat lain agar dapat dilakukan perbaikan yang berkesinambungan. ABM dinyatakan sebagai suatu metode yang tidak hanya untuk memberikan laporan biaya tetapi juga untuk memanajemeninya. Tetapi jangan menyamakan memanajemeni dengan mengendalikan. Data ABC atau ABM digunakan lebih banyak untuk pembuatan rumus-rumus yang sifatnya ramalan daripada untuk pengendalian. Sekarang penggunaan data biaya untuk pengendalian mengalami kemunduran karena adanya umpan balik yang lebih cepat yang diperoleh dari manajemen mutu terpadu (total quality management), seperti praktek-praktek pengendalian proses secara statistik, atau dari waktu riil, sistem informasi terpadu (integrated information system). Estimasi dalam ABC / ABM memberikan tempat untuk uji kredibilitas karena materialitas dan relevansi biaya dipertimbangkan di dalam tahap desain. Lebih lanjut, hukum Pareto yang menyatakan bahwa “yang sedikit mewakili yang banyak” biasa dipakai untuk memahami sifat-sifat biaya.
Aplikasi ABM
Tahapan dalam aplikasi ABM adalah
Dengan demikian ABM terdiri atas analisis pemacu biaya, analisis kegiatan, dan analisis kinerja, serta menggunakan ABC sebagai sumber utama data dan informasi. ABC memberikan informasi untuk memanajemeni kegiatan dengan menggunakan data ABC dan alat lain agar dapat dilakukan perbaikan yang berkesinambungan. ABM dinyatakan sebagai suatu metode yang tidak hanya untuk memberikan laporan biaya tetapi juga untuk memanajemeninya. Tetapi jangan menyamakan memanajemeni dengan mengendalikan. Data ABC atau ABM digunakan lebih banyak untuk pembuatan rumus-rumus yang sifatnya ramalan daripada untuk pengendalian. Sekarang penggunaan data biaya untuk pengendalian mengalami kemunduran karena adanya umpan balik yang lebih cepat yang diperoleh dari manajemen mutu terpadu (total quality management), seperti praktek-praktek pengendalian proses secara statistik, atau dari waktu riil, sistem informasi terpadu (integrated information system). Estimasi dalam ABC / ABM memberikan tempat untuk uji kredibilitas karena materialitas dan relevansi biaya dipertimbangkan di dalam tahap desain. Lebih lanjut, hukum Pareto yang menyatakan bahwa “yang sedikit mewakili yang banyak” biasa dipakai untuk memahami sifat-sifat biaya.
Aplikasi ABM
Tahapan dalam aplikasi ABM adalah
1. Menyusun benchmark
(standard) untuk kegiatan yang menambah nilai
2. Mengidentifkasi
kegiatan-kegiatan
3. Mengklasifikasikan
kegiatan-kegiatan ke dalam dua klasifikasi yakni klasifikasi kegiatan yang
menambah nilai dan yang tidak menambah nilai
4. Mencari akar penyebab
untuk setiap kegiatan yang tidak menambah nilai. Memberikan saran bagaimana
memperbaiki kegiatan yang tidak menambah nilai.
Proses identifikasi Non Value Added
Activities dilakukan dengan menjawab beberapa pertanyaan dasar sebagai
berikut::
1. Apakah kegiatan tersebut
memang penting untuk dilakukan?
2. Apakah kegiatan telah
dilakukan dengan efisien?
3. Apakah suatu kegiatan
kadang-kadang membari nilai tambah dan kadang-kadang tidak member nilai tambah?
Selanjutnya untuk mengurangi Dampak Non Value Added Activity dengan cara
sebagai berikut:
- activity selection: merupakan
kegiatan memilih serangkaian kegiatan-kegiatan yang berbeda terkait
kegiatan yang dilakukan oleh kompetitor
- activity reduction: merupakan
proses mengurangi waktu dan sumberdaya yang diperlukan oleh suatu kegiatan
- activity elimination: merupakan
proses identifikasi dan penghilangan kegiatan yang tidak member nilai
tambah.
- activity sharing : meningkatkan
efisiensi dari kegiatan-kegiatan penting dengan menggunakan prinsip
economic of scale
Kunci sukses implementasi ABM terletak pada setidak empat faktor, yaitu
1. Dukungan dan Komitment penuh dari Manajemen Puncak.
2. Adanya Agen Perubahan
3. Proses perubahan harus jelas didefinisikan
4. Adanya pembelajaran yang berkelanjutan.
2. Adanya Agen Perubahan
3. Proses perubahan harus jelas didefinisikan
4. Adanya pembelajaran yang berkelanjutan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar