Merdeka.com - Penjualan saham perusahaan BUMN, PT. Indonusa Telemedia
(TelkomVision) ditentang Dewan Perwakilan Rakyat (DPR). Komisi VI DPR menolak
penjualan aset BUMN ke PT. Trans Corp yang dilakukan pada 3 Oktober 2013.
DPR
punya alasan kuat menolak penjualan saham anak perusahaan PT Telkom ini. Salah
satunya karena kinerja TelkomVision yang sejauh ini cukup baik dan prospeknya
cukup efektif ke depannya.
Komisi
VI menggelar rapat khusus untuk membahas masalah ini. Dalam rapat yang
berlangsung Senin (9/12) siang, Deputi bidang usaha industri strategis dan
manufaktur kementerian BUMN Dwijanti Tjahjaningsih dan Dirut PT. Telkom Arif
Yahya dihadirkan untuk memberi penjelasan terkait penjualan saham TelkomVision.
"Komisi VI minta demikian (penjualan dibatalkan),
karena sebelumnya sudah ada kesepakatan dengan PT Telkom dan Deputi Menteri
negara," ujar anggota komisi VI DPR, Hendrawan Supratikno kepadamerdeka.com, Senin (9/12).
Anggota komisi VI DPR dari Fraksi Golkar Chairuman Harahap mengatakan, TelkomVision perusahaan
yang sehat dengan kondisi keuangan yang tidak bermasalah. DPR mengancam akan
menggunakan hak interpelasi untuk membatalkan penjualan saham ini.
"Hak
interpelasi akan diajukan. Perusahaan TelkomVision itu bagus dari sisi
keuangan. Kami menolak penjualan TelkomVision," katanya.
Sebagai
langkah awal, Komisi VI DPR akan membuat panja penjualan TelkomVision.
Tujuannya menelusuri tepat atau tidaknya penjualan aset negara tersebut dari
sisi bisnis.
"Bukan
hanya dalam negara, hak administrasi negara, itu kejadian harus
dibuktikan," jelasnya.
Seperti diketahui, Telkom resmi menjual 1,03 miliar
lembar saham TelkomVision atau setara 80 persen saham perusahaan itu kepada
TransCorp senilai Rp 926,5 miliar. Sebelumnya, Menteri BUMN Dahlan
Iskan cuek
dengan penolakan DPR atas penjualan itu. Dahlan mengaku siap menjelaskan alasan
TelkomVision dijual ke Trans Corp.
"Itu
terserah lah, saya ikut saja. Enggak apa-apa, baik itu," singkatnya
beberapa waktu lalu.
Mantan
Dirut PLN ini berkukuh TelkomVision mendesak untuk dijual, karena gagal
meningkatkan kinerja. Ketika direksi Telkom menghubunginya soal rencana menjual
televisi langganan itu, dia langsung setuju.
"TelkomVision
kan sudah bertahun-tahun rugi, kemudian sudah berkali-kali ganti direksi enggak
bisa menanjak, kalau anda jadi direksinya, mau diapakan," tuturnya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar